Dalam belajar bahasa asing, kita harus memilih metode pembelajaran yang tepat untuk diri kita sendiri agar proses belajar bahasa asing kita bisa berjalan secara maksimal. Nah metode mana nih yang cocok buat kalian guys? Simak penjelasannya di bawah ini:
- Grammar Translation Method (GTM)
Grammar Translation Method (GTM)adalah sebuah metode mengajar yang biasa digunakan untuk mengajarkan grammar dengan karakteristik utama berfokus kepada translation (penerjemahan) dan menghafalkan bentuk bentuk kata kerja, ketika mengajar, guru biasanya menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa lokal. Grammar translation Method (GTM) bukanlah metode pengajaran bahasa yang baru. Mungkin metode ini mempunyai nama yang berbeda-beda tetapi digunakan oleh guru bahasa bertahun-tahun. Pada awalnya, metode ini dinamakan Classical Method karena metode ini pertama kali digunakan dalam mengajarkan bahasa-bahasa klasik, Latin dan Yunani.
- Total Physical Response (TPR)
Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in Language Teaching, TPR didefinisikan: “a language teaching method built around the coordination of speech and action; it attempts to teach language through physical (motor) activity”. Jadi metode TPR (Total Physical Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang bernama Prof. Dr. James J. Asher yang telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tersebut. Makna atau arti dari bahasa sasaran dipelajari selama melakukan aksi. Guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan metode TPR ini. Menurut Asher ”The instructor is the director of a stage play in which the students are the actors”, yang berarti bahwa guru (instruktur) adalah sutradara dalam pertunjukan cerita dan di dalamnya siswa sebagai pelaku atau pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang memerankan dan menampilkan materi pelajaran. Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan pelaku. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan guru baik secara individu maupun kelompok.
- Silent Way
Metode pembelajaran Silent Way yaitu metode pembelajaran yang dimana peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru lebih banyak diam, namun guru aktif menggunakan gerakan, gambar, dan rancangan untuk memancing dan membentuk reaksi. Guru menciptakan suasana lingkungan yang mendorong peserta didik untuk mencoba-coba dan memberikan fasilitas dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh bagaimana cara menerapkan metode silent way ini dalam proses pembelajaran bahasa Inggris yaitu guru mengambil sebuah pensil yang berwarna merah dan menunjukkan kepada peserta didiknya lalu guru berkata “a red pencil”. Lalu guru mencoba sekali lagi dengan warna yang lain, lalu berkata “a black pencil”. Selanjutnya guru mengambil lagi pencil dengan warna yang berbeda lagi, lalu guru memberikan sinyal kepada peserta didiknya untuk menebak.
- Audio-Lingual Method
Audio lingual method adalah salah satu metode dalam pengajaran bahasa asing yang menekankan pada pemahaman mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Metode ini merupakan langkah besar dalam metodologi pengajaran bahasa yang ditujukan untuk kompetensi komunikatif dalam pembelajaran bahasa, tetapi dalam metode lingual audio tidak fokus pada pengajaran kosa kata. Siswa dibangun untuk mempraktikkan penggunaan tata bahasa secara spontan, bentuk bahasa dan pola yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Ada beberapa prinsip audio lingual method, yaitu :
-Bahasa adalah suara, bukan teks.
-Bahasa adalah seperti apa yang dikatakan penutur asli.
-Setiap bahasa berbeda.
-Belajar bahasa kedua pada dasarnya adalah proses membangun kebiasaan mekanistik.
-Belajar keterampilan bahasa lebih efektif jika aspek bahasa sasaran dipelajari dengan mengetahui suara sebelum tulisannya.
-Belajar kemampuan bahasa dimulai dengan proses: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan oleh seorang pengajar diantaranya adalah menghafal dialog , dalam teknik ini siswa menghafal dialog singkat atau percakapan antara dua orang. Terakhir adalah Build-up (ekspansi) Drill. Drill digunakan ketika siswa mengalami kesulitan dalam menghafal dialog panjang. Teknik lainnya adalah Single slot substitusi, di sini, guru membaca satu baris dialog, maka siswa mengatakan beberapa kata atau kelompok kata. Siswa diminta untuk mensimulasikan dengan memasukkan kata atau kelompok kata dengan benar ke dalam dialog sebelumnya. Beberapa slot Drill substitusi, ini adalah latihan yang sama dengan satu slot substitusi drill, tapi lebih besar. Tidak hanya satu dialog, tetapi dialog penuh. Seperti contoh seorang guru memberikan siswa sebuah kalimat, maka siswa diminta untuk mengubah kalimat menjadi bentuk yang berbeda seperti: interogatif, negatif, positif, pasif, keharusan, dan sebagainya.
- Community Language Learning (CLL)
Nama dari metode ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh Charles A. Curran dan rekan sejawatnya. Curran yakni seorang spesialis dalam Konseling dan juga seorang Profesor di Kampus Loyoya Chicago. Metode ini pun dinamakan dengan pembelajaran konseling. Komunitas pembelajaran bahasa hadir memakai teori pembelajarn konseling untuk mengajar bahasa inggris dan bahasa asing lainnya.
Istilah konseling itu sendiri mengacu terhadap hubungan antara konselor dan klien. Dalam metode ini guru yang merupakan konselor dan peserta didik sebagai klien. CLL ini memandang bahwa bahasa pembelajar yakni total dari diri sesorang yang meliputi psikologinya antara lain emosi dan perasaan. Bahasa guru yang difungsikan menyesuaikan dengann keadaan dan situasi di mana pembelajar bahasa itu menggali ilmu bahasa inggris/ bahasa asing lainnya. Seterusnya kiat pelaksanaan pembelajarannya berbeda-beda berdasarkan budaya, tingkat kecakapannya, dan kondisi lokasi kelas.
Semoga bermanfaat! Baca juga artikel lainnya ya guys!
Oh iya guys, kalau kalian berminat untuk mengikuti kelas Bahasa Inggris secara Online, kalian bisa dapatkan informasinya di halaman berikut ya guys :